BAB
I
PENDAHULUAN
Lompat jangkit pertama kali tercatat dilakukan pada
Tailteann Games di kota Telltown atau Taillten,negara Meath, Scotland pada
tahun 1829 SM - 554 SM.Terpisah dari lompat jangkit di Scotland, olahraga ini
mungkin di kompetisikan pada Olimpiade kuno di Olympia, Roma pada tahun 776 SM
to 393. Lompat jauh pasti dijadikan salah satu event, tapi dapat kita duga
bahwa lompat jangkit juga ada dalam jadwal pertandingan. Adanya catatan
lompatan sejauh50kaki, dari situ kita bisa berasumsi bahwa terjadi lompatan
lebih dari satu kali. Atlit terkenal pada jaman kuno adalah Chionis dari
Sparta yang bertanding pada tahun 664 - 656 SM dan memenangkanlomba lari,
lompat jauh dan lompat jangkit. Peraturannya sedikit kurang jelas, tetapi
Chionis mencapai jarak 52 kaki atau 15.85 meter. Catatan lompat jauhnya 23
kaki atau 7.01 meter. Perbandingan jarakantara lompat jauh dan lompat
jangkitnya, mirip dengan yang ada pada masa kini, jadi dapat disimpulkan kalau
lompat jangkit sudah dilakukan sejak jaman dahulu.
Atlit lompat jangkit dari Indonesia adalah almarhum
F.G.E. Rorimpandey, beliau adalah atletlompat galah dan lompat jangkit yang
wafat pada 30 Juli 2009. Universitas yang memiliki lapangan untuklompat jangkit
adalah Universitas Indonesia (UI). Rekor dunia sekarang untuk lompat jangkit
adalah18.29m dipegang oleh Jonathan Edwards dari inggris untuk pria, dan 15.50m
dipegang oleh InessaKravets dari ukraina untuk wanita.
Nomor lompat jangkit dalam PON XVI 2004 di
Palembang diikuti oleh 7 (tujuh) orang atlet, yaitu Sugeng jatmiko dari Jawa
Timur (pemegang rekor nasional, dengan lompatan 15,97 m yang diciptakan di
Jakarta tahun 1997, dan rekor PON 15,91 m di Jakarta tahun 1996),
Tarmudianto(Jatim), Yousan C, Lekahena (Jabar), Doni Susanto (Jabar), Made Suta
Atmaja (Bali),Triman (Jateng), Mohamad Junaedi (DKI).
Bila dibandingkan prestasi lompat jangkit
antara atlet Indonesia dengan beberapa atlet lompat jangkit dunia, maka
prestasi yang diraih atlet Indonesia sama dengan hasil lompatan atlet dunia
tahun 1950 atas nama Adhemar da Silva (Brazil) dengan lompatan 16,00 m (Hay,
1993), dan sangat jauh bila dibandingkan dengan atlet-atlet lompat jangkit
dunia lainnya seperti Mike Conley (USA, Juara dunia 2003), Jonathan Edwards (Inggris,
pemegang rekor dunia), Charles Friedek (Jerman), Yoel Garcia (Kuba), kenny
Harrison (USA), Al-Joyner (USA), Denis Kapustin (Rusia), Kristo Markov
(Bulgaria), Christian Olsson (Swedia, peraih medali emas Olimpiade Athena
2004), Yoelbi Quesada (Kuba), Victor Saneyev (USSR, juara olimpiade Montreal,
Munchen,dan Mexico City), Josef Schmidt (Polandia).
Prestasi lompat jangkit yang dibuat
setelah tahun 1960 oleh para pelompat dunia hampir semuanya di atas 17 m. Rekor
dunia masih dipegang oleh Jonathan Edwards (Inggris, 18,45 m), sedangkan juara
Olimpiade Athena 2004 adalah Christian Olsson (Swedia) dengan lompatan 17,79 m,
perak- Marian Oprea (Romania) 17,55 m, perunggu- Danila Burkenya (Rusia) 17,48
m. Jadi kalau diamati perbedaan hasil lompatan pada lompat jangkit yang dibuat
oleh atlet Indonesia dengan atlet dunia terpaut sekitar 1,82 m (17,79- 15,97=1,82m).
Apa sebenarnya yang melatarbelakangi perbedaan yang sangat jauh antara hasil
lompatan atlet lompat jangkit dunia dengan hasil lompatan atlet lompat jangkit
Indonesia, terutama hasil yang diperlihatkan pada Pekan Olahraga Nasional XVI
2004 di Palembang.
Selain faktor fisik, terutama kekuatan
otot-otot tungkai yang sangat berpengaruh terhadap prestasi lompat jangkit
Indonesia, faktor teknik merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam
menghasilkan jarak lompatan. Pengamatan di lapangan menunjukkan masih ada
beberapa pelompat yang menampilkan teknik yang kurang baik. Gambaran itu
misalnya menyangkut prosentase selama fase hop, step, dan jump
yang kurang baik, sehingga masih nampak adanya atlet yang tidak sampai
mendarat ke bak lompat. Meskipun para pelompat jangkit dunia berbeda dalam
tinggi badan, berat badan, dan kekuatan, kecepatan, tetapi teknik dasar yang
digunakan adalah sama, dari mulai awalan (run-up), hop, step,
dan jump, dimana para atlet dunia memperlihatkan aplikasi gaya
(kekuatan) dengan baik, sehingga gerakannya nampak indah.
Efisiensi gerak ini memperlihatkan bahwa
para pelompat dunia menggunakan teknik lompatan yang baik, aksinya benar-benar
efektif. Di luar dari perbedaan-perbedaan minor tersebut, sebenarnya para atlet
lompat jangkit dunia menggunakan teknik yang superior yang didasarkan pada
penggunaan prinsip-prinsip mekanika
terbaik yang mengendalikan gerak manusia (human movement). Oleh
karenanya, dalam penelitian ini yang menjadi ideal formnya yaitu juara dunia
lompat jangkit.
Keuntungan yang akan diperoleh dari
pemecahan masalah ini antara lain akan didapatkan gambaran perbandingan antara
penampilan teknik para pelompat jangkit Indonesia dengan para pelompat dunia.
Dengan demikian akan memberikan informasi yang sangat bermanfaat bagi para
pelatih, dan atlet lompat jangkit itu sendiri. Sebaliknya, jika masalah ini
tidak diteliti, maka kemungkinan besar tidak akan ada masukan dan perbaikan.
Bukti di lapangan menunjukkan bahwa dalam SEA Games 2007 di Thailand, pelompat
Indonesia Doni Susanto hanya berada di posisi keempat di bawah pelompat negara
Thailand dan Filipina, dengan hasil lompatan 15,99 m.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Lompat Jangkit (Triple Jump)
Lompat
jangkit (kadang-kadang disebut sebagai hop, step dan jump) adalah sebuah
olahraga trek andfield (melibatkan jalur di lapangan), mirip dengan lompat
jauh, tetapi melibatkan rutinitas “ jingkat (hop), langkah (step) dan
melompat (jump)”, dimana pesaing berjalan
menyusuri jalur dan melakukan satu jingkatan
(hop), satu langkah (step) dan kemudian melompat (jump)
ke dalam kotak pasir. Di
dalam lompat jungkit sebenarnya terjadi tiga kali tolakan, tiga kali melayang
di udara, dan tiga kali pendaratan. Jarak lompatan di ukur dari kumulatif
ketiga gerakan lompat jangkit tersebut (hot-step-jump).
Gerakan lompat
jangkit memproyeksikan pusat gaya berat tubuh si pelompat di udara ke arah
depan dengan melalui tiga tahapan lompatan atau tumpuan. Yaitu Hop-Step-Jump.
Menurut ketentuan si pelompat harus melakukan tiga kali menumpu, menumpu dua
kali dengan kaki yang sama yang disebut step dan diakhiri dengan gerakan jump
atau lompat. Hasil dari suatu lompatan sangat tegantung dari kecepatan
horizontal dan kekuatan pada ketiga tahapan tumpuan tesebut. Jarak antara hop,
step, jump bervariasi tergantung dari kecepatan, kekuatan, dan kelentukan otot.
Sudut tumpuan yang tepat sangat membantu menjaga kecepatan.
Lompat jangkit dibagi dalam beberapa
tahap gerakan: ancan-ancang, ”jingkat”, ”langkah”, ”lompat’ dan mendarat.
Jarak yang ditempuh atlet dalam lompat jangkit dapat diuraikan menjadi
rangkaian gerak yang sama seperti pada lompat jauh. Dalam lompat jangkit, take
off dan landing untuk tiap dua fase pertama (hop dan step)
harus diatur untuk memudahkan fase berikutnya. Misalnya, seorang pelompat
jangkit yang memperoleh jarak maksimum (take off+flight+landing)
dari fase hop-nya tidak akan mencapai usaha terbaiknya, karena jarak
yang diperoleh untuk dua fase berikutnya akan berkurang. Dengan kata lain,
jarak yang diperoleh dengan usaha maksimum pada fase hop akan hilang
pada fase step dan jump.
Distribusi
usaha yang optimum dari ketiga fase telah menjadi pokok persoalan yang penting.
Pokok persoalannya terfokus pada seberapa besar jarak hop (diukur dari
papan sampai ujung kaki), jarak step (dari ujung kaki ke ujung kaki),
dan jarak jump (dari ujung kaki sampai tanda terdekat pada pasir)
dianggap sebagai persentase jarak lompatan yang harus dibandingkan. Teknik
lompat jangkit dimana jarak fase hop paling sedikit 2% lebih besar dari
pada jarak fase berikutnya yang terpanjang disebut hop-dominated, jarak
fase jump paling sedikit 2% lebih besar dari pada fase terpanjang berikutnya
disebut jump-dominated, dan bila tidak ada satu fasepun yang lebih
panjang 2% daripada jarak terpanjang berikutnya disebut balanced.
Jarak
dan rasio ketiga fase yang dicatat untuk para pelompat dunia memperlihatkan
bahwa terdapat perubahan besar dalam teknik yang digunakan selama 80 tahun. Data
juga menunjukkan bahwa kontribusi step terhadap prestasi lompatan
meningkat dengan rasio antara 28-30% (Hay, 1993). Lompat jangkit memerlukan speed,
power, rhytm, balance, fleksibility, dan body
awareness. Lompat jangkit disebut sebagai power ballet. Kaki take
off harus merupakan bagian dari tungkai yang terkuat, karena digunakan
untuk fase hop dan step. Pelompat harus berkonsentrasi pada
setiap fase lompatan. Posisi kaki mengenai tanah harus dalam posisi datar atau full-footed
pada fase hop dan step, dengan lutut pada tungkai landing sedikit
ditekuk untuk persiapan take off.
Lari awalan untuk lompat jangkit sama dengan lari
awalan untuk lompat jauh. Tujuannya
adalah untuk memperoleh kecepatan yang lebih besar yang dapat dikontrol selama
fase jump. Kurangnya kemampuan teknik dan kekuatan otot tungkai akan
menurunkan jarak dan jumlah kecepatan yang harus digunakan untuk lompatan.
Perbedaan yang utamaanya adalah transisi menuju jump. Penurunan titik
berat badan dalam persiapan lompatan lebih sedikit dalam lompat jauh. Pelompat
lari menginjakkan kakinya di papan dalam usahanya untuk mempertahankan kecepatan
horisontal dan meminimalkan komponen vertikal pada fase hop. Ketinggian hop
yang berlebihan akan mengganggu lompatan karena waktu absorpsi yang meningkat
selama landing menurunkan kecepatan horisontal.
B. Fase
Hop
Gerakan
hop adalah gerakan dua kali menumpu kaki yang sama dengan tidak menghambat
kecepatan lari atau awalan. Supaya lebih jelasnya perhatikan penjelasan berikut:
Perubahan kecepatan yaitu tekanan kaki ke arah depan dan ke atas yang digerakkan oleh kaki tumpu.
Perubahan kecepatan yaitu tekanan kaki ke arah depan dan ke atas yang digerakkan oleh kaki tumpu.
a.
Perubahan gerakan cenderung ke arah
depan tidak ke atas.
b. Setelah
menumpu kaki menekan mengayuh dengan tenaga penuh sehinga
kaki hamper sejajar dengan tanah.
c. tahap
akhir gerakan dengan sikap melayang untuk melakukan pendaratan.
Sebelum mendarat kaki tumpu harus digerakkan ke depan, sedangkan kaki yang satu tergantung bebas di belakang titik pusat berat badan.
Sebelum mendarat kaki tumpu harus digerakkan ke depan, sedangkan kaki yang satu tergantung bebas di belakang titik pusat berat badan.
d. Saat
kaki menumpu tumit lebih dahulu menyentuh tanah, tumit berada di depan titik
pusat berat badan. saat melayang punggung diusahakan tegak tidak condong.
Tungkai
take off harus lurus penuh (fully extended) untuk menyelesaikan
dorongan pada tanah dan paha tungkai pendorong harus paralel dengan tanah pada
saat take off, dengan sudut lutut mendekati 45 derajat dan kaki rileks.
Kaki dari tungkai take off harus ditarik mendekatipantat. Tungkai
pendorong akan memutarnya dari depan titik beratnya sampai ke belakangnya,
sedangkan tungkai take off menarik ke depan. Ketika paha tungkai take
off mencapai posisi paralel, bagian bawah dari tungkai lurus melewati lutut
dengan posisi kaki dorsi fleksi. Setelah tungkai diluruskan, pelompat melakukan
dorongan kuat ke bawah, sebagai persiapan untuk melakukan active landing.
Fleksibilitas sangat penting, semakin besar sudut ekstensi selama flight,
maka waktu melayang semakin besar dan
semakin besar hop-nya.
C. Fase
Step
Gerakan
tumpuan yang ketiga yang dilakukan setelah gerakan tumpuan kaki yang sama,
gerakan ini bertujuan mengubah kecepatan ke arah gerakan step, untuk menjaga
gerak mendatar sebanyak mungkin untuk dapat mengangkat bobot badannya ke arah
jump.
Fase
kedua dalam lompat jangkit dimulai ketika kaki take off menyentuh tanah.
Tungkai take off harus dalam keadaan lurus dengan paha tungkai
pendorong tepat berada di bawah garis paralel dengan tanah. Ketika
pelompat lepas dari tanah, tungkai take off tetap lurus di belakang
titik beratnya dengan betis tetap hampir paralel dengan tanah selama mid-flight.
Pada waktu yang bersamaan, tungkai yang berlawanan mendorong sampai
setinggi panggul dimana tetap dipertahankan sampai mid-flight selama
fase step. Sudut lutut tidak lebih dari 900. Ketika pelompat
mulai turun, tungkai pendorong lurus dengan ankle fleksi (memperpanjang
tuas) dan snap ke bawah untuk melakukan transisi dengan cepat ke
fase tiga. Selama fase step, pelompat konsentrasi pada langkah step sejauh
mungkin. Hal ini biasanya merupakan fase terlemah dan memerlukan
pelatihan yang khusus.
D. Fase
Jump
Fase
ketiga dan terakhir dalam lompat jangkit, yaitu lompatan panjang yang diawali
dengan lompatan dan bukan lari. Tungkai take off (tungkai pendorong pada
fase sebelumnya) diluruskan dengan kuat selama kontak dengan tanah. Dengan paha
tungkai dari tungkai bebas berada pada ketinggian pinggang. Lengan mendorong ke
depan dan atas, dan melakukan blok selama beberapa saat ketika tangan berada
pada ketinggian muka. Togok harus dipertahankan tegak dan dagu ke atas dengan
mata diarahkan ke pit. Ketika berada di udara, tungkai bergerak ke
posisi menggantung dengan kedua paha berada di bawah togok, lutut bengkok
mendekati 90 derajat. Kedua lengan diluruskan ke atas untuk memperlambat rotasi
dengan kedua tangan mengarah ke langit. Posisi ini dipertahankan sampai mid-flight.
Kedua lengan kemudian mendorong ke depan, bawah, belakang pada saat tungkai
diayun serentak ke depan dan paha diangkat sejajar dengan tanah. Lutut tetap bengkok
untuk memperoleh keuntungan tuas yang lebih pendek. Ketika paha berada pada
posisi paralel, tungkai diluruskan cepat dan ankle fleksi dan posisi jari
kaki menghadap ke atas. Pelompat mempertahankan posisi ini sampai tumitnya
menyentuh pasir. Ketika lutut benar-benar berada dalam posisi akan menyentuh
pasir, maka panggul naik.
E. Aksi Lengan pada Fase Hop, Step, dan Jump
Penggunaan
single arm action (speed-oriented) atau double arm action (power-oriented)
pada saat take off tergantung pada pilihan pelompat. Untuk
pelompat pemula, take off single arm lebih mudah dilakukan karena
gerakannya sama dengan gerak lari. Metode double arm menghasilkan power
ketika take off, tetapi pelompat pemula sering menurunkan
kecepatan saat mendekati persiapan, dengan demikian menurunkan efek power
tambahan. Dalam teknik single arm, lengan sedikit menyilang
di depan badan ketika step akhir. Ketika take off step dimulai,
kedua lengan diam di samping badan dan tidak dan tidak diayun. Kedua
lengan pada saat diturunkan akan mendekati pangggul bertemu dengan
lengan yang dibelakang dan kedua lengan bergerak selama lompatan. Ketika
kaki take off kontak dengan tanah, kedua lengan mendorong ke
depan dan atas tubuh. Sudut kedua lengan di sikut lebih besar dari 900
untuk menciptakan impuls ke depan yang lebih besar.
Tak
ada keperluan untuk melakukan dorongan ke atas pada teknik ini. Seperti
pada teknik single arm, lengan diblok sesaat pada ketinggian muka
dan tungkai pendorong di blok ketika paha mendekati ketinggian pinggang.
Sekalipun demikian penekanan harus difokuskan pada kecepatan horisontal,
dan bukannya ketinggian lompatan. Dorongan kedua lengan dan tungkai
memberikan impuls vertikal yang diperlukan, tanpa melakukan lompatan ke
atas. Setelah kedua lengan diblok, kemudian ditarik ke belakang badan
untuk persiapan fase step. Ketika menggunakan teknik double
arm, pelatih harus memastikan atletnya untuk tidak melakukan
dorongan ke atas sebelum fase pertama dengan mengayunkan kedua lengan ke
belakang saat take off. Penambahan dorongan tersebut hanya akan menurunkan
kecepatan horisontal yang penting.
F. Dorongan Kaki (Foot Strike) pada Ketiga Fase
Transisi
dari hop ke step, dan dari step ke jump, merupakan factor
penting dalam mempertahankan kecepatan terbesar selama tiap fase lompatan. Active
landing ini (pawing) sama dengan dorongan kaki menggaruk tanah dan
menarik ke arah tubuh. Selama active landing, tungkai pelompat
diluruskan, ankle di fleksikan dan tuas keseluruhan ditarik ke bawah dengan
kuat pada bagian mid-foot yang menyentuh tanah. Selama kontak, tubuh
bergerak ke depan dengan ujung kaki sambil mendorong tanah. Jika atlet mendarat
kaku dengan tumit, maka akan terjadi braking action yang menurunkan
kecepatan dan jarak lompatan serta meningkatkan kemungkinan terjadinya cedera.
BAB
III
PENUTUP
Lompat
jangkit merupakan power ballet, maka para pelompat jangkit Indonesia
harus meningkatkan power tungkai, kecepatan run-up, keseimbangan, dan
fleksibilitas. Kurangnya power dan keterampilan teknik (pengamatan
beberapa pelompat) akan menurunkan jarak dan jumlah kecepatan yang akan
ditransfer. Berdasarkan analisis pendekatan tradisional dengan ideal form Victor
Saneyev (juara olimpiade 3 kali), maka para pelompat Indonesia dianjurkan untuk
menggunakan double arm-action.
DAFTAR
PUSTAKA
Ballesteros, J.M. 1992.
Basic Coaching Manual: IAAF.
Bartlett, R.
1997. Introduction to Sports Biomechanics: E & FN SPON An Imprint of
Chapman & Hall.
Bober, T. 2004. Investigation
of the Take-off Technique in the Triple Jump. Berlin: IAAF New Studies in
Athletics. Volume Nineteen Issue number 4. December 2004.
Carr,
G. 1997. Mechanics of Sport: Human Kinetics.
Dyson, G.H.G.,
et.al. 1962. Dyson’s Mechanics of Athletics: Hodder and Stoughton.
Dickwach. 2004. Characteristics
of the Target Technique in the Triple Jump and Conclusions for the Formation of
Technique Training. Berlin: IAAF New Studies in Athletics. Volume
Nineteen issue number 4. December 2004.
Hay, J. 1993. The
Biomechanics of Sports Techniques. New Jersey: Prentice Hall Englewood
Cliffs.
Knudson, D.V.
Morrison, C.S. 1997. Qualitative Analysis of Human Movement. Human
Kinetics.
Knoedel, J.
2004. Active Landing in the Triple Jump. Berlin: IAAF New Studies in
Athletics. Volume Nineteen issue number 4. December 2004.
Lawson, B. 1980. Triple Jump.
Berlin: IAAF New Studies in Athletics. Volume Nineteen Issue number 4. December
2004.
LeBlanc, S.
2004. The Role of Active Landing in the Horizontal Jumps. Berlin: IAAF
New Studies in Athletics. Volume Nineteen issue number 4. December 2004.
Miladinov.,
et.al. 2004. Individual Approach in Improving The Technique of Triple Jump
for Women. Berlin: IAAF New Studies in Athletics. Volume Nineteen
Issue Number 4. December 2004.
Simonyi, G.
2004. Triple Jumping with A Double-arm Swing. Berlin: IAAF New Studies
in Athletics. Volume Nineteen Issue Number 4. December 2004.143.
bagus betul ini blog nya.,
BalasHapussemangat bro., salam dari
"makna kata"
Makasih ya udah mengunjungi blok q yach....
BalasHapustetap eksis ya...
"Rumah Ilmu"
bagus karena terpaksa disuruh komen ma prof.......
BalasHapusjngan karena terpaksa...
Hapusapa yang terpaksa ni..??
Hapussip dah...
BalasHapusmakasih browwww....
Hapuskomentare ojo lebay2....hahahha
BalasHapusNdi yang lebai tur...???
BalasHapuseeeee jadi pengin tau dech belajar lompat jangkitttt
BalasHapusooookkkeeeyyyyyyyyyyyyy sssiiiiiiiip.........
BalasHapuskamar napa tidak sekalian jadi gudang ilmu saja.
BalasHapus