Rabu
siang (28/11), Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH,
beserta sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II dan
para Duta Besar Negara Sahabat menghadiri kegiatan peringatan Hari
Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional Tahun 2012
yang diselenggarakan di kawasan hutan kota kompleks bandara
internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng. Kegiatan tersebut dibuka
secara resmi oleh Presiden RI, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono. Sebanyak
3.000 bibit pohon dari berbagai jenis akan ditanam di Hutan Kota
Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Pada kesempatan tersebut, Menkes
berkesempatan untuk menanam benih pohon Kayu Afrika atau Kayu Marsusi
dengan nama latin Maesopsis eminii, Engl. Tumbuhan ini merupakan salah
satu jenis kayu yang pertumbuhannya cukup bagus dan berpotensi komersial
untuk bahan bangunan dan furniture. Selain itu, jenis pohon lain yang
juga ditanam di kawasan tersebut antara lain manglid, sempur, tanjung,
kenari, cempaka, sawo kecik, ketapang, filicium, bintaro, mahoni, dan
pulai.
|
Hari
ini, Rabu, 28 November 2012, Menteri Kesehatan, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A,
MPH, melantik pejabat Eselon I dan II di lingkungan Kementerian
Kesehatan di Jakarta. Pejabat yang dilantik adalah dr. Yusharmen,
D.Comm.H, M.Sc sebagai Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Pembiayaan
dan Pemberdayaan Masyarakat menggantikan dr. Untung Suseno Sutarjo,
M.Kes yang dipromosikan menjadi Kepala Badan Pengembangan dan
pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK). Selanjutnya, Dra.
Budi Dhewajani, MA dilantik sebagai Kepala Pusat Kerjasama Luar Negeri
Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan menggantikan Dra. Niniek Kun
Naryatie dipromosikan menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh
Republik Indonesia untuk Republik Ukraina, Georgia, dan Armenia.
|
Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH tanam
pohon Trembesi pada Acara Puncak Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara
Pohon (GPTP) di tepian Kanal Banjir Timur, Kecamatan Duren Sawit Jakarta
Timur. Acara dibuka oleh Ibu Negara Ibu Hj. Ani Bambang Yudhoyono. Dalam
acara tersebut tampak hadir Ibu Wakil Presiden RI Herawati Boediono,
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amaliasari
Agum Gumelar, Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, dan organisasi
perempuan yang tergabung dalam GPTP yaitu: Solidaritas Isteri Kabinet
Indonesia Bersatu II, Tim Penggerak PKK, KOWANI, Dharmawanita Persatuan,
Bhayangkari, Dharma Pertiwi dan Aliansi Peremupuan untuk Pembangungan
Berkelanjutan.
|
Masalah kesehatan dapat memberi dampak
negatif pada pariwisata. Oleh karenanya, kita perlu memperhatikan
masalah-masalah kesehatan yang dapat menghambat pariwisata.
Demikian disampaikan Menteri kesehatan
Nafsiah Mboi, dalam acara Konferensi Internasioal Health Tourism
(29/11), turu menjadi nara sumber pada konferensi tersebut Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Marie Elka Pangestu.
Melalui wisata kesehatan (Health
Tourism) dapat menekan devisa yang keluar, karena banyaknya orang
Indonesia yang pergi keluar negeri untuk melakukan wisata kesehatan,
dengan estimasi antara 500 juta US dolar sampai 1,4 Miliar US dolar.
“Kami sangat optimistis untuk memulai
program ini, kita akan langsung membuat kelompok kerja (pokja), langsung
menetapkan prioritas berdasarkan pemetaan yang sudah dilakukan dan
mulai mengembangkan secara bertahap”, kata Menkes.
|
Sampai
saat ini, dari target capaian 90%, baru 62,3% rumah tangga di Indonesia
yang mengonsumsi garam beriodium (Riskesdas, 2007). Bahkan, dari sampel
di 30 Kabupaten/Kota, hanya 24,5% rumah tangga yang menggunakan garam
beriodium sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), yakni 30-80 ppm KIO3.
Demikian pernyataan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI, Dr. dr. Trihono, MSc,
pada pembukaan Seminar Nasional Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
(GAKI) di Yogyakarta, Kamis pagi.
|
Saat ini pekerja perempuan memiliki
peran ganda, yaitu sebagai pekerja dan juga sebagai penanggung jawab
pertumbuhan serta kualitas anak mereka sebagai generasi penerus. Sesuai
kodratnya, pekerja perempuan mengalami haid, kehamilan, melahirkan dan
menyusui bayi. Kondisi ini memerlukan pemeliharaan dan perlindungan
kesehatan yang baik agar generasi penerus terjamin kesehatannya.
Pekerja perempuan di Indonesia dalam
usia reproduksi mempunyai beberapa permasalahan kesehatan. Hasil studi
menunjukkan bahwa prevelansi anemia pada Wanita Usia Subur (WUS) sebesar
26,4% (SKRT, 2001) selain itu hasil penelitian di beberapa industri di
Tangerang, Jakarta dan Depok memperlihatkan bahwa anemia pada pekerja
perempuan menunjukkan besaran antara 24-42%. Padahal pekerja perempuan
yang menderita anemia, output kerjanya rata-rata 5% lebih rendah serta
kapasitas kerjanya per minggu rata-rata 6.5 jam lebih rendah
dibandingkan dengan yang tidak anemia.
|
|
|
Silahkan masukkan Komentarnya....
BalasHapus